LOMBA PIDATO
PERTAMA KU
Pada tanggal 09 Mei 2009 akan diadakan
sebuah acara, yaitu “Lomba Keterampilan PAI tingkat SMP”. Sebelum acara
tersebut pihak pondok pesantren mengadakan penyeleksian untuk memilih siapakah
yang akan diberi kepercayaan untuk dikirim mengikuti Perlombaan tersebut.Untuk
perlombaan pidato ustadzah menunjukkan tiga orang yang akan di test terlebih
dahulu. Saat itu ustadzah memilih aku dan kedua teman dekat ku yaitu Nanda dan
Jamilah. Tahap pertama ustadzah meminta kami untuk membuat teks pidato terlebih
dahulu. Lalu teks tersebut di kumpulkan dan di serahkan ke ustadzah untuk di
periksa dan di koreksi. Setelah itu kami harus menghafal dan memahami teks yang
sudah di buat, dan kami juga harus berpidato di depan kawan-kawan seasrama setelah
sholat isya’ berjama’ah. Lalu di tahap ke dua ustadzah memilih salah satu dari
tiga orang yang telah di pilih sebelumnya. Dan tak aku sangka sama sekali bahwa
saat itu ustadzah memberi kepercayaan pada ku untuk menjadi perwakilan di acara
lomba tersebut. Awalnya aku belum yakin dan belum percaya diri, tapi karena
teman-teman ku yang selalu ada dan selalu memberi semangat aku berusaha untuk
percaya diri. Aku katakan pada diriku sendiri, “InsyaAllah aku bisa!”. Walau
sebenarnya sejak duduk di Sekolah Dasar ibu ku selalu menawariku untuk
mengikuti lomba pidato, tapi aku selalu saja menolaknya. Dan sekarang ustadzah
yang meminta ku dan aku tidak tahu bagaimana cara untuk menolaknya. Akhirnya
aku pun harus menerimanya dengan harapan aku bisa banyak belajar dengan
pengalaman baru ku ini.
Setelah
ditetapkan ustadzah memintaku kembali untuk membuat teks yang lebih baik dan
padat lagi. Ketika itu ustadzah memberikan kisi-kisi materi untuk aku jabarkan
kembali dengan judul “Ilmu”, tapi aku sudah memutuskan untuk tetap memakai
judul materi yang sebelumnya, yaitu “Sholat”. Karena aku rasa aku lebih
menguasai materi yang sebelumnya itu dari materi yang baru diberikan oleh
ustadzah. Ketika jadwal jengukan orang tua tiba, aku langsung bercerita pada
ibu dan meminta bantuan untuk membuat teks pidato yang baik. Awalnya ibu
terkejut bahwa anaknya ini menjadi perwakilan lomba pidato dari pondoknya,
maklum sejak dulu jika ibu meminta aku untuk mengikuti lomba aku selalu saja
menolaknya. Tapi saat itu aku yakin bahwa ibu bahagia karena aku mau mengikuti
lomba. Setelah teks yang baru selesai di buat aku menyerahkannya kembali pada
ustadzah untuk di periksa, lalu aku pun berlatih bersama ustadzah.
Tanggal
09 Mei 2009 pun tiba. Hari itu hari sabtu, dimana seluruh santri bekerja bakti
untuk membersihkan seluruh bagian asrama. Setelah selesai kerja bakti aku dan
Aulia langsung bergegas bersiap-siap untuk berangkat menuju tempat perlombaan.
Sebelum berangkat kami terlebih dahulu pergi ke masjid untuk melaksanakan
sholat dhuha seperti biasanya. Setelah melaksanakan sholat dhuha barulah aku
dan Aulia menuju ke depan Majlis DaQu. Ketika kami tiba disana, ternyata disana
sudah ada Kak Adit, Kak Haris, Kak Arid, dan Ikhlas yang sudah tiba lebih awal.
Mereka juga merupakan peserta lomba perwakilan dari santriwan. Tak lama
menunggu, mobil yang akan mengantar kami pun tiba. Kami semua langsung masuk ke
dalam mobil dan berangkat menuju tempat perlombaan. Saat itu kami di damping
oleh Ustadz Sholeh dan Ustadz Daarul. Beliau berdua adalah guru terbaik kami.
Setelah
tiba di tempat perlombaan yaitu di SMPN 1 Tangerang kami semua masuk ke dalam.
Sebelum aku, Aulia, dan yang lainnya menuju ke ruangan perlombaan masing-masing
kami menunggu panitia yang akan membagikan kartu peserta. Setelah kami semua
mendapatkan kartu peserta masing-masing kami semua pun berpencar menuju ke
ruangan perlombaan masing-masing. Aku dan Aulia pun berpisah. Aku satu ruangan
dengan Ikhlas, dan saat itu no urut peserta ku di akhir. Sambil menunggu
giliranku aku bercengkrama dengan orang yang ada disebelahku, dia adalah
perwakilan siswi dari SMPN 4 Tangerang. Dan ketika giliran ku tiba semangat ku
sudah mulai memudar karena aku sudah menunggu terlalu lama. Tapi dengan
bismillah aku berusaha semaksimal mungkin. Saat itu perasaan ku campur aduk,
semoga ini adalah awal yang baik. Setelah selesai tampil aku langsung keluar
ruangan karena sebentar lagi akan masuk waktu sholat zhuhur. Ketika di masjid
aku bertemu dengan Aulia kembali, lalu kami pun sholat zhuhur berjama’ah.
Setelah
waktu zhuhur seluruh peserta lomba berkumpul di tengah lapangan untuk
mendengarkan hasil perlombaan yang akan diumumkan langsung. Aku pribadi tidak
terlalu menghiraukan hasil yang sedang diumumkan tersebut. Karena dengan aku
ikut perlombaan ini saja aku sudah bersyukur. Satu persatu pemenang pun
disebutkan. Setelah semua pemenang disebutkan kami langsung bergegas keluar
gerbang dan mencari mobil jemputan untuk kembali ke Pondok Pesantren. Tapi
sebelum kembali aku, santri lainnya, dan ustadz-ustadz juga makan siang bersama
terlebih dahulu. Kami semua makan cukup lahap. Setelah semuanya telah selesai
makan barulah kami kembali menuju Pondok Pesantren. Ketika diperjalan kami
semua terdiam karena sudah terlalu lelah, berbeda dengan perjalanan berangkat tadi
yang penuh dengan semangat. Tak terasa kami sudah tiba di Kampung Bulak Santri
daerah Pondok pesantren kami, berbarengan dengan berkumandangnya adzan ashar.
Para santriwan langsung menuju masjid terdekat, sedangkan aku dan Aulia menuju
asrama dan melaksanakan sholat ashar di asrama. Saat tiba di asrama kami
langsung menuju ruangan ustadzah untuk memberi laporan bahwa kami sudah kembali
ke asrama dan saat itu juga kedatangan kami di sambut teman-teman asrama dengan
senyuman dan pertanyaan bagaimana perlombaan tadi. Mereka semua cukup antusias.
Terima kasih teman-teman untuk dukungan kalian.
Walaupun
cukup lelah aku dan Aulia tetap harus mengikuti kegiatan Qiro’ah ba’da ashar
ini. Aku dan Aulia saling menyemangati satu sama lain. Tetap semangat karena
hari ini adalah hari yang cukup melelahkan dan penuh dengan pengalaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar